Sekolah Tanpa PR, Mungkinkah?

oleh : Ratna Dwi (Guru SDIT Darussalam Selokerto)

Baru-baru ini “pekerjaan rumah” (PR) menjadi fenomena yang hangat diperbincangkan dikalangan wali murid, khususnya wali murid SDIT Darussalam Selokerto. Banyak dari mereka berpendapat bahwa PR sangat dibutuhkan, namun tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa PR sangat memberatkan siswa.

Di satu sisi, PR sangat dibutuhkan bagi siswa. Dengan adanya PR, siswa akan meluangkan waktu untuk belajar dirumah. Pak Min sebagai salah satu wali murid kelas IV berpendapat,”jika tidak ada PR, anak tidak memiliki rasa tanggungjawab. Tetapi jika sebaliknya ada PR, anak akan langsung belajar dirumah pasca pulang sekolah”. Lalu bagaimanakah pendapat wali murid yang lain? Berikut pemaparan selanjutnya.

Disisi lain, Pak Edi wali murid lain beranggapan PR yang tidak sesuai porsinya akan memberatkan siswa, juga akan menjadi tambahan pekerjaan orangtua. Anggapan tersebut menjelaskan bahwa puncak dari diberikannya PR akan merepotkan para orangtua. Sebagaimana diketahui bahwa orangtua memiliki banyak peran, selain sebagai pendamping anak mereka juga berperan sebagai pengurus segala keperluan keluarga.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin PR diberantas dari dunia pendidikan. Dengan PR, siswa memiliki alasan untuk belajar, serta orangtua memiliki quality time untuk mendampingi anak. Supaya tidak menjadi beban yang memberatkan baik untuk siswa atau wali murid, makaPR sebaiknya diberikan sesuai kebutuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *