Not confident primary school children

Metode Mengatasi Rasa Minder pada Anak Sekolah Dasar

Oleh : Eko Purnomo (Guru SDIT Darussalam Selokerto)

Sering kita temui di sekolah dasar ketika anak-anak di minta ke depan kelas untuk bercerita, menyanyi, atau menyampaikan pendapatnya kepada guru atau teman-teman sekelasnya yang terjadi justru suaranya menjadi kecil, lirih. Kadang malah tidak mau bicara atau yang paling parah menangis. Padahal ketika anak tersebut cerita saat bermain dengan temannya itu dia berani menyampaikan ide dan pendapatnya. Cerita banyak hal tentang pengalaman yang terjadi.

Not confident primary school childrenIni menjadi hal yang ganjil kenapa anak menjadi diam atau tidak berani menyampaikan gagasan yang ada di benaknya. Hal ini disebabkan oleh rasa malu, minder atau takut yang timbul tiba-tiba di dalam hatinya karena tidak terbiasa melakukan tindakan tersebut.

Kebanyakan orang ketika melihat fenomena rasa malu pada anak sekolah dasar adalah melakukan pembiaran atau dengan memarahinya bahkan yang paling buruk adalah membully si anak tersebut. Langkah ini kalau dibiarkan terus-menerus justru akan menjadikan anak semakin tertekan. Semakin lama rasa minder tersebut malah akan semakin besar dan akan sulit untuk disembuhkan sehingga perlu trik yang cukup jitu untuk menangani rasa minder pada anak sekolah dasar secara menyeluruh.

Bicara soal rasa minder atau malu itu disebabkan karena rasa takut salh atau ragu-ragu untuk melakukan sesuatu walaupun dilakukan tersebut adalah tindakan yang benar. Pada anak sekolah dasar rasa minder ini penyebabnya adalah :
1.anak kurang belajar sehingga tidak tahu mau apa yang akan dilakukan
2.anak sudah belajar, tahu apa yang dilakukan, namun belum mau melakukan karena belum pernah melakukan
3.anak sudah belajar, tahu apa yang dilakukan, mau melakukan, namun tidak yakin bisa melakukannya
Ketika hal ini sudah diketahui maka trik dalam mengatasi rasa minder akan jauh lebih mudah diterapkan sesuai dengan penyebab yang terjadi.

Adapun Metode untuk mengatasi rasa minder ini sebenarnya cukup mudah karena sudah ada, tinggal dicoba saja salah satunya atau semuanya.

Metodenya adalah seperti yang diajarkan oleh Ki hajar Dewantara yaitu
1. Ing ngarso sung tuladha
2. Ing madya Mangun karsa
3. Tut Wuri Handayani

Ing ngarso sung tuladha maksudnya adalah di depan itu memberikan contoh, misal guru ingin anaknya belajar menyanyi maka yang sang guru perlu memberikan contoh dulu, mungkin tidak hanya sekali, sehingga anak bisa menirukan dan lama-kelamaan bisa menyanyi sendiri tanpa diberikan contoh.

Ing madya Mangun karsa artinya di tengah atau ketika bersama anak-anak bisa bekerja sama dengan mereka, misalnya saat permainan di kelas guru ikut di dalamnya, kadang menang kadang juga kalah, maka kebersamaan akan terjalin dan anak ketika ditinggal guru bisa main sendiri atau dengan temannya.

Tut Wuri Handayani bermakna bahwa ketika di belakang memberikan semangat atau dorongan, misalnya ketika anak tidak berani menari maka guru memberikan semangat dengan memberi contoh dan meminta mencoba lagi dan lagi, sehingga nantinya anak bisa menari sendiri tanpa diberikan semangat karena sudah punya semangat dalam diri mereka sendiri.

Metode ini cukup sederhana, mudah diterapkan, hanya yang paling penting perlu pembiasaan pada anak sekolah dasar supaya bisa jadi budaya berani tampil di depan umum, tanpa malu atau minder. Kuncinya adalah niat, lakukan, biasakan, tetap sabar dan semangat wahai bapak ibu guru dalam mengasuh anak sekolah dasar. Semoga tulisan ini bermanfaat dan barokah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *